Tak mungkin
Anda,” TAK DAPAT MENJADI PENGUSAHA”.
Dalam 7 hari, Anda bisa jadi juragan hanya dengan 7
langkah ini. Formula simpel ini sudah saya bagikan sejak saya keliling
Indonesia tahun 2005 – 2011. Rata-rata saya mengisi 120 kelas atau seminar di
40 kota lebih se-Indonesia.Cukup terbukti kan..?!
Jangan
lakukan ‘speed reading ’…Karena saya
(Jaya Setiabudi) menulisnya juga bukan speed writing, artinya banyak pesan tersembunyi
yang baru akan Anda pahami saat Anda baca berulang. Lagipula materi yang saya sampaikan bukanlah bahan
bacaan, tapi penuh dengan tugas praktik.
Modal..?
Klasik sekaleee… kalau itu alasan Anda untuk tidak
mulai, sudah kuno..! Coba cari alasan yang lebih kreatif donk. Soalnya sudah
terbukti bahwa banyak sekali miliarder yang mulai dengan tanpa modal. Jadi buat
saya, yang masih menggunakan ‘modal’ sebagai alasan untuk tidak mulai, menurut
saya tak usah teruskan baca ini lagi, karena Anda tetap tidak akan mulai, meski
sudah ditunjukkan jalannya.
Hari ke 1
"Mulai dari mana..?
Bisnis apa yang ingin Anda buka? Baru level ingin lho,
belum bayar apa-apa, kenapa takut? Ambilah selembar kertas kosong tak bergaris,
kemudian mulailah coret khayalan Anda secara liar. Masih bingung?... Bingung yang mana.. ?
Ada
5 macam bingung buka usaha:
• Punya ide, mulai dari mana?
• Punya tempat gak tahu mau buka apa?
• Punya produk unggulan, selanjutnya harus apa?
• Gak punya ide sama sekali.
• Bingung kebanyakan ide
Punya ide,
mulai dari mana..?
Mulailah dari menginderakan ide Anda. Banyak ide
meluap, karena tak diinderakan dengan sempurna. Selain membuat buku impian,
hidupkan impian-impian Anda dengan melihat, mendengar, meraba secara langsung impian
Anda. Tentu tak berlaku pada semua impian lho. Mobil, rumah, bisnis, bisa
berlaku, tapi jangan dengan gadis impian Anda dengan meraba-raba. Nikahi dulu
yaa,..?he he..
Punya ide bukan berarti harus super unik atau total
baru. Untuk bisnis pertama, tak perlu idealis. Anggap sebagai langkah
perkenalan dengan dunia bisnis. Misalnya Anda punya ide membuka usaha cuci
mobil, datangilah cuci mobil terbaik yang Anda ketahui. Bukan sekadar menuliskan
impian Anda, tapi langsung datangi tempatnya, amati, tanya seluk beluknya.
Dengan mendatangi secara langsung, Anda akan mendapatkan gairah lebih dan informasi
yang lebih akurat. Sekali lagi jangan hanya berandai, apalagi membuat
kesimpulan yang negative sebelum mencari terjun ke lapangan. Dulu saya punya ‘pikiran kotor’, kalau mau
beli rumah, pasti harus pakai uang muka. Setelah saya terjun di lapangan, ternyata
bisa tanpa uang muka, bahkan bisa dapat uang kelebihan pembelian properti, aneh
kan? Ya begitulah bedanya praktik dengan teori doank.
Punya tempat
gak tahu mau buka apa?
Cek radius 5 km, ‘semut’ jenis apa yang tinggal dan
lalu lalang di sekitar lokasi Anda. Terbaik gunakan peta dan tandai:
• Dimana saja letak sarang semut?; Sarang semut adalah
tempat dimana para semut tinggal di suatu tempat lebih dari 6 jam, seperti
perumahan, kampus, perkantoran, pabrik, apartemen.
• Petakan para pengundang semut; Pengundang semut
adalah institusi atau bisnis yang menarik para semut berdatangan dalam durasi
yang tak lama, seperti rumah makan, mini market, klinik, bimbel atau mungkin
franchise yang ngetop.
• Jenis semut apa saja yang lalu lalang di lokasi
Anda? Jenis apa yang terbanyak?
• Adakah sarang semut atau pengundang semut terdekat
(sederetan) dengan lokasi Anda? Jika iya, maka bidiklah target pasar serupa
dengan produk/ servis yang melengkapi pengundang semut. Misalnya, samping
lokasi Anda ada bimbingan belajar untuk siswa SMP dan SMU. Maka usaha yang bias
melengkapi pemenuhan kebutuhan, seperti: kafe untuk anak muda, jual baso, sushi,
es teler, alat tulis dan asesoris anak muda.
• Kapan saat teramai di depan lokasi Anda? Pagi,
siang, malam? Perhatikan ‘jenis semutnya’.
• Siapa ‘tepatnya’ yang biasa lalu lalang di tempat
Anda, carilah produk untuk melayani mereka.
Punya produk
unggulan, selanjutnya harus apa?
Lakukan ‘uji ngangenin’, desain kemasan yang menarik,
buat ‘merek yang ngetop’,
Gak punya
ide sama sekali.
Pergilah ke pasar, mal, pusat keramaian, atau social
media. Apa yang mereka perlukan atau apa yang sedang tren saat itu? Ikuti saja,
Amati Tiru Modifikasi. Bisnis pertama jangan terlalu idealis, nanti hilang
momentumnya. Cari bisnis yang bisa direalisasikan segera. Jangan memilih jenis
bisnis yang membuat Anda banyak alasan untuk menunda atau tak memulainya.
Masih belum
ketemu?
Buka bisnis yang menjadi kebutuhan sejuta umat.
Misalnya di bidang kuliner, paling gampang jual baso atau ayam, ya buka itu
saja. Jika mau buka langsung laris, ya bidiklah pasar potensial; menawarkan
produk yang sedang dibutuhkan banyak orang, apalagi masih sedikit atau bahkan
tak ada kompetitor.
Masih belum
ketemu lagi?
Datangilah pameran peluang usaha, googling tentang ide
usaha yang sedang tren. Apapun usahanya, yang penting mulai aja dulu dan mulai
dari kecil dahulu. Jika Anda terlalu takut untuk memulai, maka peluang-peluang
berikutnya yang lebih besar, tak akan terihat.
Tahun 2004, saat membuka kebun di Pulang Rempang
(terhubung dengan kotaBatam) untuk
almarhum ayah saya, tak terfikir akan menjadi suatu bisnis. Niatan saya waktu
itu hanya mempensiunkan orang tua saja. Ayah saya bertanya, “Dari mana kita
bisa dapat petani, disini kan sulit.”. Saya jawab, “ Tenang aja Pah, insyaa Allah ada jalannya..!”. Gak berapa lama
kemudian, saya menabrak 2 orang suku Flores menggunakan motor, yang melanggar
jalan saya. Ternyata kedua orang tersebut ada petani handal ‘jebolan’ Malaysia.
Ketemu deh.. Belum selesai..Saat panen, hasilnya melimpah dan sangat berkualitas.
Awalnya kita ditekan oleh tengkulak, kemudian terfikirlah untuk mencari
alternatif pelanggan yanglain. Saat kami mendatangi beberapa supermarket dan
hypermarket di kota Batam, tak hanya mereka menerima hasil panen pare dan
kacang panjang kami, mereka juga bertanya, “Ada lagi sayurnya selain ini?”.
Saya bertanya, “ Perlunya apa saja? Ada contohkah?”. Itulah cikal bakalnya PT
Momentum Petani Jujur (The Farmer) didirikan sebagi supplier F&B ke resto,
rumah sakit,perhotelan, hypermarket.
Bingung kebanyakan
ide
Pilih mana yang memungkin untuk dibuka segera dan
minim kompetisi. Jika semua ide Anda memenuhi kriteria itu, ambil saja kertas
dan potong kecilkecil, tuliskan masing-masing ide di kertas tersebut. Kemudian
linting, kocok, dan ambil 1. Jenis usaha apa yang keluar, itu yang dibuka. Koq
begitu? Ya kan sama-sama gak tahu, bisnis mana yang akan membawa keuntungan
nantinya.
Seolah Anda pikir saya becanda, tapi itu ide yang
serius lho. Lebih baik Anda jatuh bangkrut, daripada tak berani untuk memulai. Seringkali peluang besar lainnya justru
tersembunyi di balik kegagalan kita. Kapan mau ketemu rejeki gede kalo jalan
aja kagak..!
(Seringkali
kegagalan kita membuka pintu keberhasilan berikutnya)
Hari ke 2
"Ciptakan The Power of Kepepet"
Kalau cara lama, membuat perencanaan, baru eksekusi.
Biasanya, ‘mbahnya alasan’ akan berdalih untuk melakukan penundaan. Dari alasan
belum sempurna, nanti-nanti, hingga alasan ‘kucing’ sakit. Kenapa begitu? Karena tidak ada tanggal yang pasti kapan akan
mulai..! Buat target dulu, baru rencana..
Tentukan
dahulu:
• Kapan Target buka usaha; tanggal, bulan, tahun.
• Dimana ancer-ancer lokasinya (jika buka outlet).
• Apa hukumannya jika tidak mulai?
• Umumkan via social media, radio atau koran.
Contoh: "Janji MAS GINO SUPARNO"
Langsung dijamin pencicilan, ngebut merealisasikan
target.
“Setelah itu apa yang harus saya lakukan Mas J?”
>> Percaya saya, Anda akan lebih cerdas dari yang Anda pikirkan kalo
sudah kepepet. Sebaiknya tenggang waktu yang diberikan untuk target buka,
jangan lebih dari 1 bulan. Karena jika terlalu lama, momentumnya akan hilang.
Masih belum
cukup..
Kebiasaan mereka yang belum punya usaha biasanya
berandai dan berfikir urut.
“Iya kalau lancar, kalau gak..?”
“Jangan-jangan ketipu lagi..”
“Trus kalau kita bangkrut gimana?”
“Nanti dia ingkar janji, kita yang rugi donk..”
Boleh saja berandai, tapi mbok ya jangan yang negatif
saja, coba yang positif juga.
“Iya kalau macet, kalau dibayar lancar, kita bisa
kelebihan duit nih..!”
“Jangan-jangan dia lebih baik dari apa yang kita
harapkan.”
“Trus kalau kita kaya raya, untung miliaran perbulan,
repot juga ngabisinnya.”
“Apapun yang terjadi, kita gak akan pernah rugi.
Karena untung pengalaman, ketrampilan, kredibilitas..”
Kasih DP
Lepas dari hukumnya, sebenarnya hutang (bisnis) itu
adalah salah satu motivasi terbesar seorang pengusaha. Dalam kondisi nyaman,
kita sering terlena. Saat Ada jalan tengah yang bisa diambil untuk membuat Anda
lebih kepepet, yaitu memberi uang muka (DP) untuk sewa tempat, pembelian barang,
renovasi dan lainnya. Jadi tak ada alasan lagi bagi Anda untuk mundur atau
menunda. Setelah itu yang terngiang di benak adalah "Bagaimana harus
bisa..?!!", bukan lagi "Bisa gak yaa..??". Jangan ‘jiper’ dulu
donk. DP itu gak harus gedhe lho. 100 ribu juga DP, asal empunya mau terima
aja. Berani terima tantangan DP..?
kita bangkrut dan meninggalkan setumpuk tagihan, baru
otak kita lebih cerdas dari sebelumnya. Tentu saja ada dosisnya dan tetap
menjaga kredibilitas.
Hari ke 3
"Gak Harus Urut"
Berfikir sistematis kadang tak baik untuk seorang
calon pengusaha, serupa dengan berpikir linier. Misalnya kalau mau buka usaha
harus survei pasar, membuat business plan, mencari modal dan harus tersedia
semua. Itulah racunnya calon pengusaha. Itu juga alasan kenapa yang gak jagoan
di sekolah, berhasil jadi jagoan di lapangan. Karena mereka tak berfikir urut.
Apa yang di depan mata bisa dikerjakan dahulu, hajar bleh. Anda bisa mulai dari
membuat kartu nama, iklan promosi di media, meski usaha Anda belum buka. Trus kalau
orang mau pesan gimana? Ya kalau belum ada, tinggal bilang "Gak ada stok
Pak" >> bener kan, gak bohong?!! Setidaknya Anda bertambah semangat,
karena ternyata permintaannya sudah banyak, WoW..!! Coba perhatikan toko-toko
hape,biasanya terpajang banyak kardus kardus hape. Emang ada stoknya? Kebanyakan gak ada. Coba aja tanya ke mereka, "Yang itu ada
stoknya gak?". Ntar mereka jawab,
"Ada di gudang.." (gudang
temennya). Atau jawabnya begini, "Lagi kosong Mas.."(emang dari dulu
gak pernah isi,he.he)
Saat buka usaha pertama kali, saya hanya bermodal
kartu nama 'CV' saja. Kemudian keliling naik ojek ke lingkungan industri
memperkenalkan diri sebagai supplier spare part mesin industri (saya juga tak
punya stoknya). Setiap ditanya, "Ada barang seperti ini gak?". Saya
jawab, "In syaa Allaah ada..!" >> dengan asumsi barang itu
cukup pasaran (ada merek dan kode produk yang jelas) dan dibuat oleh manusia,
bukan jin. Bill Gates saja 'nyeplos' DOS di depan IBM, padahal dia belum punya
programmnya koq. (baca kisahnya di The Power of Kepepet) Memang belum tentu
semudah itu. Saat itu saya juga ditolak berkali-kali dahulu, sebelum saya
menemukan jalan yang lain. Setelah gagal masuk lewat ‘pintudepan’, saya masuk
lewat ‘pintu samping’. Di lingkungan industri, populasi cowok sangat sedikit
dan rata-rata engineer. Karena saya gagal masuk menemui bagian pembelian, saya
mencoba masuk melalui engineer sebagai end user-nya. Dimana mereka biasa
berkumpul? Aha, saat makan siang di pujasera. Ciri-ciri engineer, laki-laki,
pakaian agak jorok (dibanding staf kantoran), ada test pen di saku mereka. Nah,
saya datangi saat mereka makan, pura-pura minta ijin 1 meja. Setelah basa-basi,
kenalan, biasanya mereka bilang, “Wah, kita perlu lho spare part seperti itu.
Siang nanti datang aja, saya kenalkan ke bagian pembelian..”.Asik asik..
indahnya praktik..
("Bukannya
tak masuk akal itu,tapi akalnya yang belum masuk..")
Hari ke 4
"Gantikan MODAL DGN NEGO"
Hindari kata ‘modal’. Gantikan kata 'modal' dengan
'nego'. Bukankah modal itu untuk membeli perlengkapan, sewa tempat, gaji, dan
lainnyal? Misalnya ada 100 hal yang anda perlukan: gerobak, tempat, sign board,
peralatan masak, brosur, panggangan dan perlatan lainnya. Mana yang bisa Anda
adakan dahulu tanpa modal?
Nego gratis
Tempat bisa Anda dapatkan dengan nego gratis 3 bulan,
bahkan 2 tahun (saya sudah buktikan dan ceritakan di buku pertama saya). Saya
juga pernah dapat sewa gratis di salah satu mal di Mangga Dua selama setahun.
Caranya gimana? Buat proposal:
10 Alasan kenapa
usaha Anda layak menjadi tenant anchor disana..! Tokcer..!
Jika toh Anda tak mendapatkan gratis, Anda bisa
mendapatkan lebih murah atau sistem pembayaran yang ringan. "Masa' mereka
mau sih Mas J..?" (coba dulu baru komentar..) Kalau gak mau gimana? Ya cari ke tempat lain,
sampai ada yang mau..!
Bayar mundur
Kalau gak bisa gratis, bisa minta diskon dan bayar
mundur atau cicil ringan ke pemilik tempat, kontraktor, atau supplier Anda.
Dengan begitu aliran kas jadi sehat. Ingat: negosiasi bayar mundur ini tidak
hanya berlaku saat awal Anda tak punya duit saja, tapi akan berlaku seterusnya.
Jangan saat Anda punya duit, kemudian jor-joran dengan membayar semuanya tunai,
kemudian saat 'hujan' tiba, Anda tak punya 'payung'.
Minta DP
Siapa pun yang terlibat dalam proses bisnis Anda bisa
menjadi investor, termasuk pelanggan Anda. Anda bisa meminta uang muka (down
payment) baik secara cuma-cuma atau dengan iming-iming diskon atau bonus
tambahan. Dengan demikian uang muka tersebut bisa digunakan untuk membayar
kewajiban lain yang jatuh tempo. Jika opsi bayar mundurdan uang muka
digabungkan, maka Anda akan mendapati 'lumbung kas' Anda selalu terisi. Kas
Anda adalah darah Anda. Jika kehabisan, bangkrut adalah ancamannya.
Tukar guling atau bantal
Banyak jalan menuju Roma. Gak punya tunai, bisa bayar
dengan barang atau tenaga (jasa) yang kita miliki. Prinsipnya sama-sama
membutuhkan dan menguntungkan. Saya pernah nego beli mobil dengan sebagian
bayar pakai training saya. Begitu juga sewa gedung YEA Bandung pertama kali, harga
9,6 juta menjadi 1,5 juta ditambah training. Sudah masuk akal?
Orang lebih percaya jika Anda sudah mulai
Misalnya Anda berhasil mendapatkan tempat gratis dan gerobak bayar mundur, maka Anda lebih
mudah untuk negosiasi berikutnya.
“Tempat? Kita sudah ada. Gerobak? Sudah dipesan. Kita
hanya perlu tambahan
modal sedikit lagi..” >> lebih punya posisi
tawar dibanding:
“Rencananya kita mau buka di depan Mal YubiYubi.
Rencananya akan beli gerobak.
Rencananya juga mau mulai promosi, kalauuuuuuu… sudah
dapat investor” >>
calon investor juga ragu dengan kesungguhan dan
kegigihan Anda.
Berdagang
sebagai jembatan
Ada yang tanya, “Mas J, apa bedanya pebisnis dengan
pedagang?”. Saya jawab,
“Gak penting tentang definisi, yang penting kamu bisa
mandiri deh..”. Belajar bisnis bisa dimulai dari berdagang, seperti yang Nabi
lakukan. Kenapa berdagang? Karena belajar untuk memasarkan itu utama.
Hindarilah produksi saat pertama kali usaha. Setelah aliran uang lancar,
silakan merambah ke produksi untuk memaksimalkan keuntungan.
Hari ke 5
"Promosi Gratis"
Kata orang, kreatif itu berfikir diluar kotak. Menurut
saya, kalau mau beneran kreatif, berfikirlah tanpa kotak. Karena diluar kotak,
artinya masih membandingkan dengan kotak disampingnya. Kalau tanpa kotak, tak
ada pembanding sebelumnya. Selama itu halal, hajar saja..!
Promosi intinya apa sih? Membuat target pasar Anda
mengetahui produk/merek Anda, sehingga mereka ingin mencoba. Artinya tidak ada
keharusan untuk bayar baru sah disebut promosi kan..? Toh sekarang banyak
media-media gratis seperti Blog, Facebook, Twit, juga Yukbisnis tentunya. Bukan
hanya gratis, media social terbukti menghasilkan efek viral dalam penyebaran
'virus' merek Anda.
"Tapi Mas J, itu kan untuk orang yang melek
internet doank. Gimana kalau emak-emak dinosaurus kayak kita..?".
Tenang Mak.., bisa coba kirim lagu di radio, "Mau
kirim lagu buat semua kru '
Batagor Emak Cantik' donk. Lagunya: Udah Putusin Aja..!".
Cara lain,..
sering-sering menghilang di Mal deket lokasi usaha,
"Pengumuman,panggilan kepada Emak Cinta dari Batagor
Emak Cantik, ditunggu rekannya di informasi..!". Coba sehari 10 x menghilang,
cepet deh terkenalnya.
Sering-sering boarding terlambat juga membuat Anda
terkenal se-bandara
Cara lain
lagi..
Promosi yang terbaik adalah langsung konversi alias menyicipi
produk Anda (tak harus makanan lho..). Caranya?
Tawarkan harga diskon habis ke pertemuan/acara komunitas.
Tak usah ambil untung pun sudah untuk produknya
'dicicipi' oleh konsumen. Tentu saja pastikan produk Anda sudah lulus 'Uji
Ngangenin'.
Penyebar
Virus
Pikirkan, bagaimana caranya agar produk Anda lebih
cepat dikenal oleh banyak orang, dengan biaya seminimum mungkin. Terpenting
adalah memuaskan pelanggan Anda. Karena pelanggan yang puas, mulutnya akan
kemana-mana. Media sosial, komunitas dan para bintang/tokoh bisa menjadi
penyebar virus yang cepat. Tentu 1 hal yang harus dipenuhi terlebih dahulu
adalah produk/jasa yang benar-benar memuaskan minimum 80% pelanggan Anda.
Hari Ke 6
"Pakai Dongkrak"
Mendapatkan omzet 100 juta, bisa banyak cara. Anda
sendirian menjual sejumlah 100 juta.
Bisa juga Anda merekrut 10 orang reseller untuk
menjual masing-masing 10 juta. Atau merekrut 10 orang reseller tersebut,
merekrut masing-masing 10 orang dropshipper dengan omzet 1 juta per orang. Sama
kan hasilnya? "Tapi kan harus ngasih mereka komisi segala?" >>
Jika kita kikir dalam berbagi, justru akan lambat dan sedikit yang akan kita
dapat. Cek aja, adakah pengusaha triliuner yang gak punya karyawan, semuanya
dia kerjakan sendiri? Yakin gak ada. Semakin tinggi gunung yang akan didaki,
semakin besar tuntutan kerjasamanya.
Dongkrak bukan hanya bagian penjualan saja, tapi juga
bagian lainnya yang tak kita miliki. Saya pribadi tak mau bekerja sendirian.
Saya selalu bermitra dengan orang lain. Tak ada saham
perusahaan saya yang saya miliki 100%.
Semua orang bisa berbisnis asalkan mau bekerjasama. Apa
kelebihan kita, disitu kita fokuskan.
Apa kekurangan kita, disitu kita berkolaborasi.
"Kalau saya gak punya kelebihan Mas J…?"
>>
simak berikut ini..
Sering saya katakan kepada para mahasiswa bahwa saat
kuliah, berkawanlah
dengan 3 macam kawan.
Pertama, kumpullah dengan mereka yang pandai,kelak
mereka akan menjadi manajer-manajermu.
Kedua, kumpullah dengan mereka kaya, kelak mereka akan
jadi investormu.
Ketiga, kumpullah dengan mereka yang supel, kelak
mereka akan membantu memasarkan produkmu.
"Lha kalau
mereka bertiga saling kumpul, aku jadi apa donk Mas J?" >> Anda jadi
orang yang menjerumuskan mereka untuk melangkah… Karena tanpa lokomotif,gerbong gak jalan.
Jangan takut bermitra dengan orang lain. Meskipun ia menghianati Anda suatu
saat,
tak akan sia-sia pengalaman, kredibilitas dan jaringan
yang telah dibangun. Selain tenaga orang lain, yang tak kalah penting adalah
mencari mentor bisnis yang bisa memberikan jalan pintas yang tak terfikirkan
oleh Anda sebelumnya.
Daripada trial
error terus, lebih baik trial bener.
Hari Ke 7
"Ngeyel dengan Strategi"
Coba perhatikan lalat, dia punya konsistensi tapi
sayangnya ia tak punya strategi. Ia terus menerus membenturkan kepalanya ke
kaca, berharap jendela kaca akan terbuka. Beda dengan dengan semut, saat tahu
kaca tak dapat dilalui,semut memilih mundur,belok kanan atau kiri, mencari
jalan lain untuk mencapai tujuan. Begitulah seharusnya,ngeyel (gigih) itu
harus,tapi bukan main sruduk saja. Ini alurnya..
"Batu
sekeras apapun, jika ditetesi dengan air terus-menerus akan berlubang juga.
" >> Setuju..! Tapi kalau tujuannya
melubangi batu, pakai bor aja lebih cepat, he he he..
Itulah ilustrasi ngeyel dengan strategi.
Wajar jika pengusaha pemula memiliki sifat ‘kutu
loncat’ alias coba sana-sini. Sah-sah
aja untuk mencari bentuk yang pas untuk dirinya. Tapi kapan Anda mau ‘menikah’ dan ‘beranak
pinak’, kalo coba-coba terus? (bisnis maksudnya)…
Jika ‘amunisi’ Anda pas-pasan, mulailah bisnis yang
menghasilkan uang(cashflow) harian atau bulanan,bukan proyekan,apalagi tahunan.
Kelancaran tunai pada bisnis Anda sangat penting untuk keberlangsungan bisnis.
Bisa jadi secara laporan keuangan, perusahaan untung, tapi jatuh bangkrut
karena uang tunainya kurang (macet di piutang). Setelah bisnis ber-cashflow
harian/bulanan lancar,.. barulah ekspansi ke bisnis yang ber-cashflow proyekan.
Bagaimanapun, tak ada yang benar atau salah dalam
bisnis. Yang ada adalah konsekuensi atau akibat dari setiap pilihan atau
keputusan kita. Jika kita meyakini bahwa “kegagalan adalah pembelajaran”, maka
tak ada yang sia-sia dan perlu ditakutkan pada setiap keputusan kita.